@2025 Official Blog of Grab Joob
Satu Menit Baca

Di kesempatan kali ini, kita akan membahas tugas utama dari sebuah profesi yang mungkin kamu jarang dengar di dunia kerja bernama “Drafter”.

Drafter adalah profesional yang menerjemahkan ide teknis menjadi gambar kerja yang presisi sehingga bisa dipahami oleh engineer, arsitek, manufaktur, dan pihak lapangan. Meski sering dianggap memiliki tugas “hanya menggambar”, peran drafter jauh lebih dari itu yakni menjaga konsistensi standar, akurasi dimensi, hingga membantu deteksi benturan (clash) antardisiplin.

Artikel ini mengurutkan 7 tugas pokok seorang drafter dari yang paling mudah hingga yang paling menantang, agar kamu mendapatkan gambaran jenjang kompetensi yang realistis dari sebuah pekerjaan yang jarang terdengar di bursa kerja ini.

1. Menyiapkan template, layer, dan manajemen file

Langkah awal yang paling sederhana namun krusial adalah menata lingkungan kerja CAD:

  • Membuat/memilih template (title block, scale, font)
  • Menstandarkan layer, lineweight, dan color code
  • Menamai file & folder sesuai konvensi proyek (versioning ringan)

2. Mengonversi sketsa atau mark-up menjadi gambar CAD

Berikutnya, drafter mengubah sketsa tangan, mark-up PDF, atau redline menjadi gambar CAD yang bersih. Fokusnya pada:

  • Akurasi geometri dasar (garis, arc, circle, offset)
  • Penggunaan snap & constraint agar objek presisi
  • Pengaturan scale dan grid yang sesuai

3. Memberi dimensi, anotasi, dan detail dasar

Setelah geometri jadi, tugas naik tingkat: dimensi, anotasi, dan simbol. Drafter harus:

  • Menentukan metode dimensioning (chain, baseline, ordinate)
  • Memakai simbol standar (weld, surface finish, elevation, level)
  • Menulis catatan umum (general notes) yang singkat dan tepat

Di tahap ini, drafter adalah penjaga keterbacaan. Gambar yang bagus bukan hanya indah, tapi mudah dipahami oleh pembaca lintas fungsi.

4. Menyusun gambar kerja lengkap (shop drawing/as-built)

Dengan kesulitan menengah, tugas drafter disini adalah menyusun gambar kerja lengkap berdasarkan desain dan spesifikasi. Tanggung jawabnya meliputi:

  • Menyiapkan rencana, tampak, potongan, dan detail sesuai kebutuhan
  • Menjaga konsistensi referensi (grid, level, key plan)
  • Menyelaraskan gambar lintas sheet (callout & detail tag sinkron)

Di sinilah kualitas dokumentasi menentukan kelancaran fabrikasi atau konstruksi. Ketelitian adalah segalanya.

5. Koordinasi lintas disiplin & deteksi benturan (clash)

Tingkat kesulitan di nomor lima ini bisa dibilang sudah mulai menantang. Disini seorang drafter berperan sebagai “penyatu” antar-model atau gambar. Tugasnya meliputi:

  • Mengecek interferensi (mis. duct vs balok, pipa vs kabel tray)
  • Memahami prioritas jalur (clearance, akses maintenance)
  • Memberi solusi rute alternatif yang realistis bersama engineer

Walau bisa dibantu aplikasi atau software, kemampuan membaca gambar lintas disiplin dan memahami logika instalasi lapangan membuat drafter semakin bernilai di mata.

6. Manajemen revisi, version control, dan kepatuhan standar

Pada tahap ini, tantangan dari seorang drafter bukan menggambar saja, melainkan mengatur perubahan yang biasanya tidak semua orang bisa:

  • Mencatat sumber revisi (RFI, site instruction, VO/change order)
  • Mengelola revision cloud, delta, dan log dengan disiplin
  • Memastikan kepatuhan standar (SNI/ISO, company CAD standard, naming convention)

Kesalahan penomoran atau revisi bisa menimbulkan biaya besar di lapangan. Karena itu, ketelitian administratif sama pentingnya dengan keterampilan teknis.

7. Pemodelan tingkat lanjut & otomatisasi

Yang mungkin dianggap mustahil oleh sebagian besar drafter adalah menuntut pemodelan 3D/BIM, detail kompleks, serta otomasi. Tugasnya meliputi:

  • Membuat families/blocks parametris, dynamic blocks, atau template BIM
  • Ekstraksi BOQ/schedule dari model yang konsisten
  • Skrip otomasi (mis. AutoLISP, Dynamo, atau API) untuk mempercepat tugas berulang
  • Menyusun library detail perusahaan agar skala proyek tetap gesit

Di sini, drafter adalah enabler efisiensi yang berperan untuk mengurangi human error, mempercepat produksi gambar, dan meningkatkan kualitas koordinasi model.