@2025 Official Blog of Grab Joob
1 Menit

Industri makanan dan minuman atau F&B adalah salah satu sektor bisnis yang di Indonesia saat ini menjadi salah satu sektor bisnis yang berkembang pesat. Dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa dan beragamnya budaya kuliner di Indonesia, pasar F&B memiliki potensi yang sangat besar. Buktinya, mulai dari warung kaki lima hingga restoran mewah, sektor bisnis ini tidak pernah sepi akan peminat.

Sayangnya, di balik peluang yang besar, bisnis F&B juga menyimpan berbagai tantangan dan risiko bagi para pelakunya bisnisnya. Persaingan yang ketat yang pastinya adalah salah satu tantangan utama. Kemudian juga ada perubahan tren konsumen yang sangat sensitif. Selain itu juga ada isu perizinan dan ketahanan bahan baku yang semuanya harus menjadi faktor-faktor yang dipertimbangkan sebelum kamu mencoba terjun ke bisnis F&B.

F&B Adalah Industri yang Dinamis dan Sensitif

Secara sederhana, F&B adalah singkatan dari "Food and Beverage", yaitu industri yang mencakup segala bentuk usaha yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti restoran, kafe, katering, bar, hingga layanan makanan berbasis daring (online food delivery). Di zaman yang sudah memasuki digitalisasi bisnis di hampir semua sektor yang ada, sektor F&B juga ternyata ikut merambah ke model bisnis berbasis cloud kitchen dan aplikasi pemesanan makanan.

Perlu jadi satu catatan, bahwa industri F&B ini memiliki satu keunikan yang tidak dimiliki industry atau sektor bisnis lainnya yaitu sifatnya yang sangat dinamis dan sensitif terhadap perubahan seperti yang sudah ditulis di atas. Perubahan tren yang dimaksud meliputi perubahan tren makanan, perubahan pada selera konsumen yang semakin berkembang, dan standar kebersihan atau Kesehatan yang semakin ketat. Hal ini menuntut pelaku usaha untuk terus berinovasi dan adaptif terhadap perubahan-perubahan ini.

Peluang Besar dengan Memanfaatkan Jumlah Penduduk yang Mencapai 270 Juta Jiwa dan Budaya Kuliner yang Beragam

Indonesia memiliki keberagaman budaya kuliner yang sangat luas, mulai dari makanan yang paling mendunia yaitu rendang khas Minang, sate Madura, hingga makanan fusion kekinian seperti kopi susu gula aren atau rice bowl ala Jepang. Inilah yang menjadi daya tarik utama dari bisnis F&B di Tanah Air. Peluang untuk mengeksplorasi dan menggabungkan berbagai cita rasa lokal dan internasional sangat terbuka lebar.

Tak hanya itu, pertumbuhan kelas menengah dan meningkatnya gaya hidup konsumtif masyarakat perkotaan turut mendorong meningkatnya permintaan terhadap produk F&B. Kehadiran platform digital seperti Grab Food juga membuat distribusi produk semakin mudah dan dapat menjangkau lebih banyak konsumen.

Risiko untuk Kamu yang Ingin Terjun di Sektor Bisnis F&B

Meski menjanjikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan sektor bisnis lain yang memiliki model bisnis serupa, risiko dalam bisnis F&B ternyata juga cukup besar. Beberapa tantangan utama yang harus dan mungkin akan dihadapi antara lain:

  • Modal Awal yang Tinggi

Ada banyak yang harus dikeluarkan ketika kamu ingin memulai usaha di sektor F&B seperti biaya sewa tempat, peralatan dapur, tenaga kerja, dan bahan baku. Tentu nilainya bervariatif tergantung dimana kamu membuka usaha tersebut. Biasanya, semakin ke pusat kota, harganya akan semakin mahal juga.

  • Persaingan Ketat

Karena menjanjikan keuntungan yang tinggi, ada banyak pengusaha yang terjun ke bisnis F&B baik lokal maupun asing. Ini membuat kompetisi menjadi sangat sengit. Tanpa strategi pemasaran yang tepat, bisnis bisa cepat tenggelam. Oleh karena itu, kamu yang ingin terjun ke bisnis ini wajib ada banyak pertimbangan terutama dari pemasarannya nanti

  • Kualitas Produk

Salah satu faktor yang membuat pelanggan kembali adalah rasa dan pelayanan yang konsisten. Menjaga kualitas produk secara konsisten akan menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi pemilik bisnis.

  • Regulasi dan Perizinan

Di Indonesia, para pelaku usaha F&B wajib mematuhi berbagai regulasi, seperti izin usaha, sertifikat halal, standar keamanan pangan, dan pajak. Ketidakpatuhan dapat mengakibatkan sanksi serius. Contohnya makanan yang non halal wajib mencantumkan label non halal. Kalau sampai aturan tersebut dilanggar, akan ada sanksi yang lumayan berat untuk pemilik bisnis dari pemerintah. Namun bukan itu yang menjadi masalah, sanksi yang lebih berat lagi tentunya berasal dari Masyarakat.

  • F&B Sensitif Terhadap Perekonomian Bangsa

Pandemi COVID-19 menjadi contoh nyata bagaimana sektor F&B bisa sangat terpukul oleh krisis. Banyak restoran gulung tikar karena pembatasan operasional dan menurunnya daya beli masyarakat. Ini bisa jadi salah satu bukti bahwa sektor bisnis ini memang sangat sensitif, khususnya terhadap perekonomian dari bangsa Indonesia.

Penutup

Secara keseluruhan, F&B adalah sektor bisnis yang penuh peluang namun juga memiliki tantangan yang kompleks. Dengan perencanaan yang matang, kreativitas tinggi, dan kemampuan adaptasi yang baik, bisnis makanan dan minuman di Indonesia tetap menjadi pilihan yang menarik bagi para wirausaha. Namun perlu diingat, sukses di industri ini tidak hanya soal rasa, tapi juga strategi dan ketangguhan dalam menghadapi dinamika pasar.