@2025 Official Blog of Grab Joob
Satu Menit Baca

Memasuki dunia kerja untuk pertama kali merupakan bukan hal yang mudah. Banyak hal yang masih terasa baru dan asing. Terutama untuk para fresh graduate yang belum punya banyak pengalaman, terkadang terlalu fokus pada keinginan untuk segera bekerja, sampai tidak sadar bahwa ada beberapa tanda bahaya atau yang biasa disebut red flag yang sebenarnya muncul sejak awal proses rekrutmen, bahkan sebelum masuk kerja.

Dalam konteks ini, red flag adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan sinyal atau tanda peringatan dini atas potensi masalah di tempat kerja. Red flag ini bisa muncul sejak proses rekrutmen, onboarding, sampai saat kamu mulai bekerja. Dan jika diabaikan, ini bisa sangat berdampak dan merugikan diri, seperti dari stress kerja dan gaji yang tidak sesuai. Sayangnya, karena belum punya cukup pengalaman, banyak dari kita yang akhirnya mengabaikan sinyal-sinyal tersebut. Berikut ini beberapa red flag yang sering terjadi di level-entry, terutama yang sering terlewat dari perhatian para pencari kerja pemula.

1. Deskripsi Pekerjaan yang Tidak Jelas atau Terlalu Umum

Red flag adalah salah satu tanda awal yang sering diabaikan, contohnya ketika deskripsi pekerjaan di lowongan sangat luas dan tidak spesifik. Misalnya, "Dicari kandidat yang mau belajar, bisa bekerja dalam tekanan, multitasking, dan siap lembur kapan saja." Kalimat seperti itu seolah menggambarkan bahwa perusahaan mencari sosok yang bisa semua hal, tanpa kejelasan tugas utama. Ini bisa jadi pertanda bahwa kamu akan diberi banyak pekerjaan diluar job desk, tanpa kompensasi yang sesuai.

Jadi jika jobdesk nya kurang jelas, kamu berhak bertanya saat interview seperti, apa saja tugas utama saya? Bagaimana alur kerja harian?

2. Gaji Tidak Sesuai dengan Beban Kerja

Sebagai fresh graduate, kita sering merasa belum pantas untuk menuntut banyak. Tetapi bukan berarti kamu harus menerima bayaran yang tidak manusiawi. Contoh kasusnya seperti:

  • Gaji UMK tapi kerjaannya setara manajer.
  • Ada insentif, tapi syaratnya nyaris mustahil.
  • Tidak transparan soal potongan gaji, lembur, atau tunjangan.

Gaji awal memang belum tentu besar. Tapi setidaknya harus sesuai dengan standar posisi serta tanggung jawabnya, jika tidak ini merupakan suatu sinyal masalah atau red flag.

3. Jam Kerja yang Tidak Masuk Akal

Dimana, beberapa perusahaan bisa menyuruh karyawannya bekerja di luar jam kerja tanpa bayaran tambahan. Ada juga yang tidak memberikan waktu istirahat yang cukup, atau bahkan menyalahkan karyawan kalau tidak bisa berkomitmen total. Red flag adalah saat jam kerja tidak punya batas yang jelas dan memakan waktu istirahat, dimana ini sering kali terjadi tanpa kita tidak sadari.

4. Tidak Ada Kontrak Kerja Tertulis

Kalau kamu diminta mulai kerja tanpa kontrak tertulis, itu merupakan salah satu red flag yang jelas. Perusahaan yang serius dan profesional, mereka tidak akan keberatan membuat perjanjian kerja yang jelas dan tertulis. Karen kontrak bukan cuma sekedar formalitas, tetapi juga dasar hukum yang melindungi hak sebagai karyawan. Ini contoh beberapa kasus yang sering terjadi jika tidak ada kontrak kerja tertulis:

  • Gaji telat, tapi tidak bisa menuntut karena tidak ada bukti.
  • Dipecat tiba-tiba tanpa alasan jelas.
  • Tidak mendapat BPJS atau hak lainnya.

5. Budaya Kerja yang Tidak Sehat

Kebanyakan budaya kerja yang tidak sehat akan terlihat pada saat kamu sudah memasuki perusahaan. Sebelumnya kamu bisa merasa tanda-tandanya sejak interview, atau dari ulasan di situs seperti Glassdoor atau forum karier lokal. Terkadang, red flag justru muncul dari lingkungan dan budaya perusahaan yang seperti:

  • Atasan suka memaki karyawan.
  • Rekan kerja saling menjatuhkan.
  • Tidak ada penghargaan atas kerja keras.

6. Terlalu Banyak Trial dan Unpaid Intern

Beberapa perusahaan biasa merekrut magang terus-menerus tanpa komitmen untuk perekrutan. Bahkan ada yang meminta kamu kerja penuh tetapi masih diberi status training 3 bulan tanpa gaji. 

Kalau satu-dua minggu trial masih masuk akal dan bisa diwajarkan, tetapi jika sudah berbulan-bulan dan kamu tetap belum dianggap sebagai karyawan, kamu bisa mempertanyakan apakah ini benar proses rekrutmen? Atau modus eksploitasi.

Kesimpulan

Sebagai pencari kerja pemula, kamu berhak untuk selektif. Meskipun kesempatan kerja terbatas, bukan berarti kamu harus menerima semuanya tanpa pikir panjang. Red flag adalah hal yang perlu dikenali dan dipahami sejak awal, agar kamu tidak terjebak dalam lingkungan kerja yang merugikan. Kerja pertama memang penting, tapi kesehatan mental dan pertumbuhan profesional kamu jauh lebih penting. Kalau ada hal yang terasa tidak beres, beranilah untuk bertanya. Kalau jawabannya tidak meyakinkan, beranilah untuk menolak. Karena tidak semua pekerjaan layak untuk dikejar, terutama jika dari awal sudah terasa salah.