Sudah tidak terasa, tahun 2025 sudah berjalan begitu cepat. Namun dengan cepatnya waktu berjalan ini, di luar sana masih banyak yang kebingungan mencari kerja.
Jakarta selatan, atau yang biasa disebut dengan jaksel adalah sebuah wilayah yang akan menjadi mantan ibukota yaitu Jakarta menyimpan sejuta tantangan bagi mereka para pencari kerja. Banyaknya loker jaksel hari ini, bukan berarti semua loker tersebut adalah lowongan yang mudah didapatkan. Selain peminatnya banyak, ada serangkaian proses yang harus dilewati para pelamar sebelum akhirnya mendapatkan pekerjaan tersebut. Mulai dari screening CV, hingga wawancara yang dapat menentukan nasib para pelamar diterima atau tidak.
Ada loker hari ini, bukan berarti besoknya kamu akan menemukan lagi loker yang sesuai minat kamu lagi di hari esok. Apalagi sekarang ini di tengah-tengah masyarakat sedang ramai sebuah fenomena dimana lowongan yang tersedia itu banyak, tapi tidak relevan dengan latar belakang pendidikan pelamar dan latar belakang pendidikannya.
Ada banyak lowongan kerja di jaksel seperti barista, marketing yang datang dari pintu ke pintu, admin logistik dari sebuah perusahaan jasa pengiriman, dan koki yang sudah berpengalaman “bergentayangan” di luar sana. Sayangnya, lowongan tersebut ternyata rata-rata membutuhkan kemampuan spesialis yang tidak dimiliki banyak orang.
Ambil saja contohnya seorang barista, dituntut untuk memiliki wawasan soal dunia kopi. Mulai wawasan soal jenis-jenis biji kopi (arabika, robusta, dsb). Kemudian juga tuntutan untuk paham bagaimana cara memproses kopi mulai dari bentuk biji kopi hingga diseduh menjadi segelas kopi yang siap disantap. Selain itu juga, seorang barista dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi yang mumpuni sehingga pelanggan tidak akan merasa kesepian di kafe atau kedai kopi tempat barista tersebut bekerja. Selain itu masih banyak lagi kemampuan yang harus dimiliki seorang barista tapi biasanya tidak relevan dengan kemampuan dan latar pendidikan yang dimiliki seseorang pada umumnya.
Ini Masalah Ketimpangan Antara Dunia Pendidikan dan Dunia Kerja
Ketimpangan yang dimaksud adalah kurikulum yang sekarang ini dicanangkan pemerintah itu cenderung terlalu teoretis dan terlalu bebas, sehingga yang difokuskan adalah kemampuan akademik tanpa memperhatikan kemampuan soft skill yang dibutuhkan pasar, khususnya pasar dunia kerja seperti loker jaksel hari ini yang kebanyakan membutuhkan soft skill atau kemampuan di bidang yang kebanyakan tidak ada hubungannya dengan apa yang dipelajari ketika bersekolah.
Selain itu, perusahaan-perusahaan besar sekarang ini sudah semakin pragmatis. Atau dengan kata lain, perusahaan-perusahaan sekarang ini lebih suka merekrut SDM yang sudah siap pakai, terlepas dari latar belakang pendidikannya. Contohnya, sebuah perusahaan IT saat ini berkemungkinan besar untuk tidak melihat berapa IPK pelamar kerja, tapi melihat apakah pelamar memiliki kemampuan menggunakan Excel, paham SEO, atau paham bagaimana aplikasi Google bekerja.
Ini Masalah Ketimpangan Antara Dunia Pendidikan dan Dunia Kerja
Ketimpangan yang dimaksud adalah kurikulum yang sekarang ini dicanangkan pemerintah itu cenderung terlalu teoretis dan terlalu bebas, sehingga yang difokuskan adalah kemampuan akademik tanpa memperhatikan kemampuan soft skill yang dibutuhkan pasar, khususnya pasar dunia kerja seperti loker jaksel hari ini yang kebanyakan membutuhkan soft skill atau kemampuan di bidang yang kebanyakan tidak ada hubungannya dengan apa yang dipelajari ketika bersekolah.
Selain itu, perusahaan-perusahaan besar sekarang ini sudah semakin pragmatis. Atau dengan kata lain, perusahaan-perusahaan sekarang ini lebih suka merekrut SDM yang sudah siap pakai, terlepas dari latar belakang pendidikannya. Contohnya, sebuah perusahaan IT saat ini berkemungkinan besar untuk tidak melihat berapa IPK pelamar kerja, tapi melihat apakah pelamar memiliki kemampuan menggunakan Excel, paham SEO, atau paham bagaimana aplikasi Google bekerja.
Solusinya Apa?
Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan solusi jangka panjang dari pemerintah dan solusi jangka pendek yang dapat setiap individu lakukan. Untuk pemerintah sendiri mungkin bisa mengeluarkan kebijakan soal kurikulum pendidikan yang tidak stagnan di satu titik, melainkan mengikuti pergerakan bursa dunia kerja yang terus berubah mengikuti perkembangan zaman.
Untuk solusi jangka pendek sendiri, setiap individu diharuskan untuk secara mandiri meningkatkan kemampuannya di sektor atau bidang yang memang banyak dibutuhkan. Misalkan, saat ini banyak dibutuhkan tenaga kerja di bidang kuliner, maka tingkatkanlah kemampuan di bidang kuliner dengan mengikuti berbagai kursus baik secara online maupun offline.
Selain itu, daripada mengikuti jalur karir yang ditentukan pendidikan kamu, ada baiknya kamu memperluas peta karier kamu. Jangan terpaku pada pekerjaan sesuai jurusan saja. Buka diri kepada pekerjaan-pekerjaan lain yang mungkin bisa lebih mengembangkan potensi kamu. Siapa tahu passion kamu ternyata ada di pekerjaan tersebut.
Akhir Kata, jika melihat kondisi bursa kerja saat ini terutama di wilayah Jakarta Selatan, ada banyak lowongan pekerjaan yang mungkin tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan kamu sebagai seorang pencari kerja. Giliran ada yang cocok, ternyata ada banyak syarat tambahan yang tidak kamu miliki. Sambil menunggu solusi dari pemerintah, lakukanlah solusi jangka pendek yaitu dengan meningkatkan dan memperluas kemampuanmu di berbagai bidang, serta perluas juga peta kariermu, jangan berfokus hanya pada latar belakang pendidikanmu saja.